Materi sebelumnya klik disini
Sekarang kita akan coba melakukan dynamic routing dengan
menggunakan protocol routing OSPF
jaringan yang sebelumnya telah kita create pada materi sebelumnya akan coba kita kembangkan terlebih dahulu menjadi sebagai berikut:
jaringan yang sebelumnya telah kita create pada materi sebelumnya akan coba kita kembangkan terlebih dahulu menjadi sebagai berikut:
kriteria
IP tambahan :
Untuk LAN A dan LAN B konfigurasinya tetap seperti
sebelumnya. Kita akan configure LAN C terlebih dahulu sesuai dengan IP yang
diberikan. Berikut konfgurasi PC6 dan Laptop1 pada LAN C:
Kemudian kongfigure R4 dan R3 dengan mengaktifkan
interface-interfacenya.
Untuk configurasi R3:
Untuk configurasi R4:
Jangan lupa ada penambahan interface pada R1 dan R2 sebagai
berikut:
R1:
R2:
Kini kita akan masuk dalam pengkonfigurasiaan OSPF. Mulai
dari R1 dan R2 saja terlebih dahulu:
Secara existing pada R1 dan R2 masih terconfigure sebagai RIP v2 bisa dilihat dengan cara:
R1#show run lalu klik space hingga muncul informasi RIP
Secara existing pada R1 dan R2 masih terconfigure sebagai RIP v2 bisa dilihat dengan cara:
R1#show run lalu klik space hingga muncul informasi RIP
Tugas kita di awal adalah menonaktifkan fungsi rip terlebih
dahulu dengan command berikut:
R1(config)#no router rip
R1(config)#do copy run start
R1(config)#no router rip
R1(config)#do copy run start
Sekarang semua router sudah tidak ada fungsi dynamic
routingnya, dan saatnya kita melakukan konfiguarasi dari OSPF ini dengan
langkah sebagai berikut:
1.OSPF dalam membangun adjacent atau ketatanggaan mengenal istilah area. Untuk case kali ini kita bisa anggap router 2 yang terhubung ke LAN B merupakan area 1 sedangkan router2 yang lainnya berada di area 0. Penting sekali di awal kita mennetukan areanya
1.OSPF dalam membangun adjacent atau ketatanggaan mengenal istilah area. Untuk case kali ini kita bisa anggap router 2 yang terhubung ke LAN B merupakan area 1 sedangkan router2 yang lainnya berada di area 0. Penting sekali di awal kita mennetukan areanya
2. Kemudian nyalakan fungsi OSPF dengan cara: R1(config)#router
ospf 10
angka 10 menunjukkan proses ID yang hanya berupa penanda proses yang dilakukan dan umumnya satu interface memiliki satu proses ID,dan perlu diingat rentang proses ID ospf adalah dari 0 hingga 99
angka 10 menunjukkan proses ID yang hanya berupa penanda proses yang dilakukan dan umumnya satu interface memiliki satu proses ID,dan perlu diingat rentang proses ID ospf adalah dari 0 hingga 99
3. Masukkan semua network yang directly connected dengan router yang bersangkutan,dengan cara:
R1(config)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
192.168.10.0 merupakan salah satu network yang terhubung langsung dengan R1,
0.0.0.255 merupakan wildcard dimana wildcard adalah hasil pengurangan biasa darai subnet mask maximum yaitu 255.255.255.0 dengan subnet mask network 192.168.10.0/24 tersebut. (255.255.255.255- 255.255.255.0 = 0.0.0.255)
area 0 merupakan identifier area yang brfungsi untuk pengaturan adjacent(ketetanggaan) dan pada case kali ini network 192,168.10.0 termasuk sebagai area . Dalam implementasinya area 0 ini bisa dianggap sebagai area backbone.
4. Ada baiknya dalam
proses konfigurasi OSPF ini kita mengaktfkan fungsi debugging untuk melihat
proses yang kita lakukan apakah berjalan dengan baik atau tidak. Secara umum
proses dalam pengaktifan OSPF ini memiliki flow yaitu: exstart--> exchange
-->Loading--> FULL. Jika kita mendapati FULL maka router tersebut telah
selesai melakukan konvergensi terhadap router lainnya. Commandnya adalah: R1#debug
ip ospf adj
So, lakukan konfigurasi berikut dimasing-masing router:
R1:
R2:
R3:
R4:
Sekarang
konfigurasi telah selesai dan coba lakukan ping pada PC ke jaringan lainnya.
Ada beberapa command untuk melihat hasil konfig OSPF diantaranya:
1. Command: R1#sh ip ospf int berfungsi untuk menampilkan interface ospf sebagai contoh:
1. Command: R1#sh ip ospf int berfungsi untuk menampilkan interface ospf sebagai contoh:
Network type pada interface Fa0/0 adalah broadcast karena R1
terhubung langsung dengan LAN,sedangkan router
yang saling terhugung dalam hal ini R1 yang terhubung dengan R2 dinyatakan
sebagai point to point.
OSPF akan melakukan informasi dari router satu ke router lainnya dalam rentang waktu setiap 10s sekali yang dinyatakan dengan Hello 10, dan apabila sebuah router tidak mendapatkan informasi balikan dari router lainnya selama 40 detik maka , router yang tidak member balikan informasi tersebut akan dianggap mati.(Dead 40).
OSPF akan melakukan informasi dari router satu ke router lainnya dalam rentang waktu setiap 10s sekali yang dinyatakan dengan Hello 10, dan apabila sebuah router tidak mendapatkan informasi balikan dari router lainnya selama 40 detik maka , router yang tidak member balikan informasi tersebut akan dianggap mati.(Dead 40).
Pemilihan Router ID pada OSPF ada 3 jenis yaitu: jika di set menggunakan command router ID, memilih IP loopback yang paling besar, atau memilih IP interface yang terbesar. Dalam konfigurasi kita kali ini router ID dipilih dari IP interface yang paling besar. Kita tahu IP interface dari R1 adalah 192.168.10.254, 12,12,12,1, 13.13.13.1, maka secara otomatis router ID nya adalah 192.168.10.254
2. command:
R1#sh
ip ospf neighbor berfungsi untuk melihat IP yang bertetanggaan dengan
Router yang bersangkutan
Dalam Hal ini ada 2 IP yang terhubung langsung dengan R1
yaitu address 12.12.12.2 dengan 13.13.13.3, sedangkan IP LAN yang terhubung
langsung dengan R1 tidak dinyatakan. Neighbor ID adalah menyatakan router ID
yang ada pada neighbor R1, sebagai contoh untuk router 12.12.12.2 dia memiliki
router ID= 192.168.20.254.
0 komentar:
Posting Komentar