Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Jumat, 28 Maret 2014

Sistem Komunikasi dengan VSAT plus II

VSAT( Very Small Aperture Terminal) merupakan suatu perangkat terminal yang memiliki diameter kecil  sekitar 0,5-3,5 meter. Penerapan VSAT bisa kita lihat secara kasat mata di mesin-mesin ATM dimana menggunakan terminal kecil yang langsung terhubung dengan Satelit luar angkasa. Satelit tersebut dapat berfungsi sebagai repeater dimana sinyal lemah yang diterima satelit akan diberi penguatan dan dikembalikan ke stasiun penerima. Penggunaan komunikasi satelit juga digunakan untuk menjangkau daearah yang minim perangkat telekomunikasi maupun memiliki  daerah geografis yang sulit dijangkau.

Satelit Palapa C merupakan salah satu jenis satelit yang digunakan di Indonesia, diamana memiliki cakupan Asean Beam, Asia Beam, Ku-Band beam yang bisa silihat pada gambar dibawah.


 Satelit palapa C merupakan satelit yang tergolong GEO satelit yang memiliki arti orbitnya berada di daerah khatulistiwa(35.378 km) dan memiliki karakteristik delay transmisi perhop-nya lebih kurang 0,25 detik. Delay transmisi tersebut merupakan parameter penting dalam menentukan kinerja link komunikasi.

Regulasi terkait orbit dan frekuensi satelit, secara nternasional dilakukan oleh ITU-R. Dikarenakan setiap negara memiliki hak untuk mengklaim wilayah udara(space)diatasnya, maka harus dilakukan koordinasi terkait orbit dan frekuensi agar tidak terjadi overlapping dan interferensi. Secara Service kita mengenal 3 tipe layanan satelit yaitu:

1. FSS (Fixed Satellite Services), sebagai contoh digunakan untuk komunikasi antar satelit dengan menggunakan band :
C-band(Up: 5.85-7.075GHz dan Dwn: 3.4-4.2 GHz), X-band(Up: 7.90-8.40 GHz dan Dwn: 7.25-7.75 GHz), Ku-band(Up: 13.75-14.8 GHz dan Dwn: 10.7-11.7 GHz) atau Ka-band(Up: 28.0-30.0 GHz dan Dwn: 17.7-19.7 GHz).

2.BSS (Broadcasting Satellite Services) , sebagai contoh digunakan untuk komunikasi transmisi direct dari satelit ke stasiun broadcast local TV program misalnya( DIstribusi Point to Multipoint) dengan menggunakan band:
S-band(Up: 2.65-2.69 GHz dan Dwn: 2.5-2.54 GHz), Ku-band(Up: 17.7-18.2 GHz dan Dwn: 11.2-12.2 GHz), Ka-band(Up: 24.75-25.25 GHz dan Dwn: 21.4-22.0 GHz)

3. MSS(Mobile Satellite Services), sebagai contoh digunakan untuk komunikasi dari satelit ke pengguna mobile station dengan menggunakan band:
L-ban(Up: 1.626 -1.66 GHz dan Dwn: 1.525 -1.56 GHz),  L/S-band(Up: 1.61- 1.626 GHz dan Dwn: 2.483-2.5 GHz), S-band (Up: 2.67-2.69 GHz dan Dwn: 2.5-2.52 GHz)

Jika dilihat dari segi tenik Multiplexing  FDMA yang digunakan satelit Palapa adalah SCPC (Single Channel Per Carrier). SCPSC tersebut dapat debedakan menjadi dua terminologi yaitu:

1. SCPC/PAMA
Sinyal yang secara terus menerus baik yang dipakai maupun tidak akan selalu menempati transponder satelit yang telah ditentukan dan tidak diperluakan sebuah master control

2.SCPC/DAMA
sinyal hanya akan muncul jika transponder satelit digunakan dan dalam hal ini dibutuhkan master control.


VSAT PLUS II merupakan salah satu jenis stasiun bumi yang menggunakan burst (aliran data yang ditransmisikan secara bersama-sama dari stasiun bumi) dengan adanya skema pengaturan yang disebut dengan frame. Salah satu kelebihan VSAT Plus II adalah kemampuannya dalam mendukung frekuensi hopping dalam bandwith 36 MHz menjadi 32 carrier. Secara detail frame dapat dilihat pada gambar dibawah:


Terminal VSAT Plus II di frame terakhir dalam superframe digunakan sebagai sinyal loopback test yang berfungsi untuk mendeteksi terminal yan sedang dalam keadaan standby.


Secara umum perangkat VSAT plus II memiliki 3 perangkat utama yaitu: TDMA modem, Voice card, Data card yang dapat dilihat pada ambar dibawah ini:


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam VSAT yang sering terjadi dilapangan diantaranya:

- Jika berada di tempatyang luas lebih baik menggunakan antena minimal berdiameter 3,2 meter dengan Radio Frekunsi sebesar 5 watt
-Gunakan kabel koaxial yang memiliki rugi-rugi rendah
- Kabel Koaxial Interfacility Link lebih baik dipakai sesuai dengan kebutuhan
- Lakukan pengecekan terhadap konektor, untuk mengindari rugi-rugi akibat sambungan yang tidak baik
- Baiknya ada musim hujan dlakukan pemeriksaan terhadap feedhom antena yang mungikin terendam air hujan sehingga menyebabkan koneksi terputus.

2 komentar:

  1. Bang mau tanya kalo telpon sbm tidak ada nada sama sekali padahal voice card normal kendalanya dimana lagi ya bang???

    BalasHapus