Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 06 Maret 2014

Profile Pelanggan di HLR

Profiling pelanggan dilakukan oleh operator telekomunikasi untuk membedakan QoS yang akan diberikan kepada pelanggan. Umumnya ketika pelanggan pertama kali terdaftar akan diberikan profile default , namun ketika pelanggan tersebut membeli paket tertentu, maka profilenya akan berubah agar mendapatkan kualitas yang dimiliki paket tersebut. Misalkan untuk profile default kecepatan download up to 2 Mbps , maka ketika pelanggan membeli paket internet cepat, maka kecepatan downloadnya berubah menjadi up to  5 Mbps, maka dari sini dapat dikatakan profile dari subscriber telah berubah. Berikut contoh data umum profile yang pelanggan yang ada di HLR:


Data diatas merupakan contoh yang digunakan untuk HLR ericsson, berikut penjelasannya:

1. Profile: Hanya bentuk penamaan agar mudah diidentifikasi pelanggan tersebut memiliki kriteria QoS seperti apa dan biasanya profile diartikan sebagai sebuah paket yang berisi kumpulan dari APN . Umumnya profile 1 digunakan sebagai default profile.
2. PDPID : Merupakan singkatan Packet Data Protocol context Identifier yang memiliki nilai range 1 hingga 10.
3. APN Name:  Access Point Name , berupa penamaan akses jaringan internet yang digunakan operator yang memiliki kumpulan IP pool tersendiri.
4. QOSID : berupa identifikasi QoS akses pelanggan
5. THP: Traffic Handling Priority, sebuah prioritas dalam hal akses jaringan. Priority ini diurut dari 1 hingga 3 dan priority=1 adalah priority tertinggi. Fungsi priority ini akan berjalan jika pada jaringan terjadi trafik yang cukup tinggi , maka pelanggan dengan priority 1 akan mendapatkan layanan yang terbaik.
Berikut salah satu gambaran pengimplementasiannya:


Gambar diatas berupa grafik time terhadap kapasitas. Ketiga pelanggan berada dalam cell yang sama dan melakukan akses download file yang sama dalam waktu yang bersamaan pula, dan pada saat itu terjadi trafik yang tinggi, sehingga pelanggan dengan THP-1 akan lebih cepat menyelesaikan download dengan ketentuan operator yang bersangkutan membuat rule bahwa THP=1 merupakan priority tertinggi. 

 6. ARP:  Allocation retention Priority, dengan priority 1 yang tertinggi dan yang terendah adalah priority 3. Fungsi prioritas ini akan berjalan ketika jaringan sudah crowded dan jika ada beberapa pelanggan dengan priority 1 yang ingin menggunakan network yang ada maka pelanggan tersebut  akan mampu melakukan koneksi ke jaringan tersebut.
7. MBRD: Maximum Bit Rate for Downlink, berupa kecepatan akses pelanggan ketika kondisi download yang dinyatakan dalam satuan bps
8. MBRU: Maximum Bit Rate for Uplink, berupa kecepatan akses pelanggan ketika kondisi upload yang dinyatakan dalam satuan bps.


Seperti gambar diatas, parameter MBR dalam iplementasinya akan membedakan priority pelanggan apakah merupakan golongan gold, silver, atau bronze.


Gambar diatas menunjukkan bagaimana flow proses pelanggan mendapatkan profile HLR. Misalkan pelanggan secara default dinyatakan sebagai profile -1 dengan kriteria QoS tertentu. Tak lama kemudian pelanggan mendaftar sebuah paket internet cepat , dimana dalam paket tersebut tertananam sebagai profile-3 seperti pada gambar tabel sebelumnya.

A. pelanggan melakukan pendaftaran melalui akses UMB contoh: *177*100# untuk mendaftar paket internet cepat.

B. Kemudian request tersebut akan diteruskan ke SOA dan verifikasi awal adalah apakah pelanggan mempunyai cukup pulsa untuk membeli paket tersebut. Maka untuk melakukan pengecekan dilakukan ke arah RPL


C. Jika pulsa mencukupi maka akan diarahkan ke SAPC untuk mengetahui QoS yang akan diberikan terhadap pelanggan yang membeli paket tersebut dengan skema provisioning.

D. Kemudian QoS hasil dari SAPC dicek kembali disisi Qos HLR dengan mengirimkan command trigger ke sisi HLR beserta HSDPA parameternya juga sehingga finalnya HLR akan menentukan profile-3 sebagai profile pelanggan saat ini dengan kecepatan downlink =3.6 Mbps dan uplink= 512 Kbps.

Untuk Poin C dan D ada hal yang perlu diperhatikan:
apabila dalam penentuan kecepatan berbeda antara HLR dan SAPC untuk paket yang sama maka prinsip keran seperti gambar berikut akan berlaku:


1. Jika kecepatan uplink yang ditentukan SAPC lebih besar dari HLR maka yang akan diterapkan adalah uplink dari SAPC, misal QoS untuk pelanggan dinyatakan SAPC memiliki kecepatan uplink=up to 2 Mbps sedangkan pada QoS HLR speed uplink= up to 512 Mbps , maka yang diterapkan QoS SAPC =up to 2 Mbps walaupun ini dinyatakan oleh HLR lebih besar dari kemampuan kecepatan yang di berikannya.
Dapat disimpulkan dengan data uplink static yang terdapat d HLR tidak akan mempengaruhi nilai uplink SAPC.
2.  Namun, Jika kecepatan downlink yang ditentukan SAPC lebih besar dari HLR maka, kecepatan HLRlah yang  akan digunakan.

kembali lagi kelanjutan flow proses :

E. Setelah sudah diset QoS disisi HLR dan SAPC , maka SOA akan mengattach AO paket tersebut sehingga pelanggan pun bisa menikmati layanan paket dengan QoS yang telah ditentukan.

F. Sebagai pemberitahuan paket telah sukses dilakukan SOA akan mengirimkan content Message ke arah MMX.

G. MMX akan bertugas mengirimkan notifikasi tersebut ke pelanggan melalui network tentunya. Dan kini pelanggan telah resmi dinyatakan sebagai profile-3 tersebut dan bisa menikmat layanan dari paket tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar