Ketika pelanggan sedang
roaming di negara lain, maka fungsi Camel akan digunakan sebagai protokol yang
mampu membuat operator dari home network
pelanggan melakukan monitoring dan mengontrol setiap panggilan yang dilakukan
oleh pelanggan tersebut. Dalam hal ini Camel dapat menyediakan layanan untuk nomor
prepaid yang sedang roaming dan juga panggilan untuk special nomor seperti
aktivasi voice mail.
Lalu bagaimanakah proses yang
terjadi ketika kita sebagai pelanggan indonesia
mengalamiroaming di negara lain. Berikut flow proses secara umum yang
dapat kita lihat. Sebagai cntoh Pelanggan prepaid Indonesia berangkat ke negara
singapura dan melakukan event nelpon ke pelanggan yang berada di Indonesia.
1. Ketika pelanggan Indonesia
telah berada di negara Singapura(Visitor-PLMN), network dari V-PLMN akan
mendeteksi adanya nomor prepaid pelanggan tersebut. Hal ini umumnya disebut
dengan Location update dimana operasi MAP dari Loc –up ini telah establish di Map v3. Kemudian
layanan O-CSI dan GT pada SCP CAMEL dikirimkan dari HLR ke VLR.
2. Sesampainya di Singapura
pelanggan tersebut (dengan CLI dari MSISDN) melakukan call ke nomor tujuan
(CdPN) yang berada di Indonesia
3. Kemudian Visitor MSC ( MSCnya operator
Malaysia) melakukan trigger CAMEL IDP ke
arah SCP sehingga pada SCP khususnya pada RAP servicenya terdapat parameter
pelanggan tersebut diantaranya:
-service key= <unique value>
- Called Party= < CdPN>
- CLI = <MSISDN>
- OGT Yang terdapat pada TCAP header
-service key= <unique value>
- Called Party= < CdPN>
- CLI = <MSISDN>
- OGT Yang terdapat pada TCAP header
4. SCP kemudian menyimpan
call context untuk kebutuhan recovery dan meng-assign sebuah nomer referensi
pelanggan yang disebut juga dengan TSAN denga kapasitas 164 nomor.
5. RAP respond terhadap CAMEL IDP di kirimkan ke
V-MSC berupa CAMEL CONNECT operation
yang hanya berisi parameter: CdPN=<TSAN>
6. V-MSC akan me-route
panggilan tersebut ke arah Gateway MSC operator Indonesia. Sering sekali CLI
dan OCdPN yang ada pada message yang dikirimkan dari V-MSC ke G-MSC indonesia
hilang pada saat route dilakukan
7. Lalu MSC melakukan trigger
CAP IDP berdasarkan CdPN atau TSAN tersebut. Range TSN akan mengidentifikasi
SCP yang mana yang akan dtrigger. INAP IDP akan berisi parameter sebagai
berikut:
- Service key=<unique value>
- CdPN =<TSAN>
- Service key=<unique value>
- CdPN =<TSAN>
8. SCP revover Call Context
dan mengalohkan call daari Internal CAP IDP ke ACS.
9. Kemudian ACS akan meload
CSS Service Library dan Call Plan berdasarkan IDP tersebut.
10. Kemudian SCP melalui
CCSnya akan melakukan reservation request ke BE untuk keperluan rating dengan
mengirimkan parameter OGT dan CdPN.
Kemudian BE akan memberikan resevasi pulsa dan merespond kembali Reservation
Request tersebut sebagai identifikasi telah selesai dilakukan.
11. SCP lalu mengirimkan CAP
CONNECT dengan menggunkan Call Context yang disimpan sebelumnya yang berisi
parameter: CdPN=<CdPN> dan CLI=<MSISDN>. Request BSCM akan
dikirimkan juga dan terbentuk pula physical path antara dua nomor tersebut
sehingga sudah bisa salin berkomunikasi.
12. Ketika call telah
berakhir baik pemberhentian yang dilakukan pelanggan itu sendiri maupun akibat
pulsa yang habis disaat menelepon, SCP akan melakukan debit terhadap BE account
dan sisa pulsa jika ada ajkan dibatalkan untuk di reserve.