Ketika kita keluar negeri misalnya dari Indonesia
pergi ke suatu negara lain, dan Handphone kita masih bisa digunakan untuk
koneksi, maka kita bisa dikatakan telah mengalami roaming. Semua layanan baik
itu voice ,sms, dan data servis akan dihandle oleh Network Negara tujuan kita,
sedangkan network Indonesia tidak bisa beroperasi lagi . Kali ini kita akan
membahas sedikit bagaimana fenomena roaming ini bisa terjadi dan saya ambil contoh
khusus roaming GPRS. Berikut terdapat dua jenis scenario umum dari GPRS
roaming:
1. HGGSN Roaming
Dengan bantuan gambar diatas saya akan coba
deskripsikan terjadinya HGGSN roaming. Seorang pelanggan telah mengalami
roaming ketika berpindah dari Negara asal (HPLMN) menuju kota tujuan (VPLMN).
HPLMN merupakan Home PLMN , berupa jaringan asal kita, sedangkan VPLMN berupa
Visit PLMN , berrupa jaringan yang ada pada Negara tujuan. Ketika pelanggan
telah berada pada Negara tujuan (VPLMN) maka data pelanggan akan langsung di
daftarkan di SGSN HPLMN, kemudian dilakukan proses PDP context ke arah GGSN
Negara asalnya (HPLMN) dan peistiwa inilah yang disebut dengan HGGSN roaming.
Pada kondisi ini terjadi yang namanya sebuah signaling exchange (men-switch
sinyal) melalui interface Gp.
Muncul pertanyaan Apa itu PDP context? Coba perhatikan
proses flow dari system GPRS pada gambar dibawah agar anda lebih memahaminya
PDP context merupakan basic proses yang dilakukan agar
pelanggan mampu melakukan akses data. Dalam hal ini pelanggan akan mendapatkan
sebuah alamat IP sehingga nantinya MS (hanphone pelanggan) dan GGSN bisa saling
interkoneksi. Pada awalnya MS akan memberitahu SGSN tentang permintaan hubungan
PDP (PDP Context Request). Pada tahap ini ada dua kemungkinan yang terjadi,
apakah request tersebut akan mengirimkan parameter PDP address yang berisi alamat IP, atau mengirimkan
parameter PDP address yang kosong. Hal ini tergantung pada HPLMN, apakah
menggunakan system PDP statis atau dinamis. Jika system PDP statis , maka
pelanggan hanya akan punya alamat IP yang tetap dijaringan manapun berada,
sedangkan PDP dinamis, alamat IP akan selalu baru ketika MS melakukan hubungan
ke jaringan. Nah , apabila PDP statis maka akan dikirimkan parameter PDP
address yang berisi alamat IP, sedangkan untuk skema PDP dinamis akan
dikirimkan parameter PDP address yang
dibiarkan kosong.
Selanjutnya sebagai keamanan dari system GSM akan
dilkukan seperti melakukan autentikasi terhadap data pelanggan. Jika hasil
autentikasi menyatakan pelanggan tersebut boleh melakukan akses, maka SGSN akan
mengirimkan Create PDP context Request ke sisi GGSN. Request ini akan menjadi
data PDP baru bagi table GGSN, dan akan dilakukan konfirmasi kembali ke SGSN
dengan pesan create PDP Context response. Lalu SGSN akan mengupdate tabelnya
teahadap adanya hubungan PDP baru. Selanjutnya SGSN melakukan konfirmasi kepada
MS yang mengidentifikasikan bahwa aktivasi telah selesai dilakukan (Acticvate
PDP context Accept).
2. VGSSN Roaming
Dengan bantuan gambar diatas saya akan coba
deskripsikan terjadinya VGGSN roaming. Seorang pelanggan telah mengalami
roaming ketika berpindah dari Negara asal (HPLMN) menuju kota tujuan (VPLMN).
Lalu apa bedanya dengan scenario sebelumnya. Jika sebelumnya proses registrasi
data pelanggan terjadi pada SGSN VPLMN dan aktivasi PDP context berada pada sisi home network yaitu HGGSN. Kali ini proses PDP context tersebut dilakukan di sisi visitor network yaitu VGGSN.
0 komentar:
Posting Komentar